Sebenarnya saya belum begitu faham dengan kebudayaan dan sistem pemerintahan nagari di minangkabau, mungkin alasan yang lebaaay kalieee (hehehehe), saya bukan dilahirkan dari lingkungan tersebut, suku asli saya adalah melayu Jambi, namun saya akan sedikit beragument dalam tulisan ini tentang bagaimana "Dinamika Pemuda Dalam Pemerintahan Nagari", Sebelumnya terima kasih saya ucapkan kepada Dosen saya Buk Rika yang telah memberi saya pengetahuan dan pembelajaran dalam studi Sistem Pemerintahan Desa dan Nagari, Ilmu Politik-Unand...
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Dalam konteks lokal
masyarakat minangkabau fungsi dan peran Generasi Muda diakui dan
dijunjung tinggi dalam adat. Eksistensi ini Bahkan di ungkapkan dalam pepatah
adat minangkabau yang berbunyi “Nan Mudo Pambimbiang Dunia Ancang[1].
Namun sangat disayangkan belakangan ini eksistensi pemuda di Minangkabau
dikebiri dengan pandangan negatif yang tertanam ditengah-tengah masyarakat. Dalam
konteks daerah Sumatera Barat yang mayoritas masayarakat dengan suku
minangkabau yang idelanya memiliki pemuda dengan semangat yang tinggi, namun
sangat disayangkan semua harapan tersebut berbanding terbalik. Selain itu ada
yang menarik untuk kita kaji.
Pertanyaannya mengapa
semasa pemerintahan desa kegiatan kepemudaan begitu serasa hidup, banyak
kegiatan yang bisa dilakukan oleh pemuda didesa-desa. Kegiatan yang
biasanya diangkatkan oleh sebuah organisasi pemuda yang berkembang dimasanya
yaitu Karang Taruna[2].
Namun sangat disayangnya disaat pemerintahan disumatera barat kembali kesarangnya
yaitu babaliak kanagari[3],
yang menunjukkan ciri khas system pemerintahan minangkabau. Dalam system hidup
bernagari idealnya tentu memegang teguh nilai- nilai yang diwariskan oleh nenek
moyang dahulunya.
Pengakuan adat tentang
eksistensi pemuda dengan system pemerintahan nagari ternyata tidak terlalalu
dihiraukan. Buktinya semenjak Sumatera Barat baliak ka nagari gerakan
organisasi pemuda seakan-akan tidak ada. Lihat saja kegiatan pemuda beberapa
tahun belakangan ini seolah-olah tidak ada. Yang ada hanya sekelompok pemuda
yang berjoget di iringi orgentunggal setiap tahunnya. Tidak lagi terlihat
pemuda kasak kusuk latihan randai[4],
tari minang, latihan band, begitu juga dengan organisasinya karang taruna atau
organisasi sejenisnya tidak lagi melihatkan wujudnya.
Dikampung tidak ada lagi rapat pemuda
terlihat dimasjid atau dibalai pemuda, yang ada hanya kedai-kedai yang diisi
sekelompok pemuda nongkrong di lapau-lapau dengan segelas kopi dan kartu koa,
domino ditangannya.
Kenapa hal ini terjadi,
jawabannya mudah saja pemerintahan nagari tidak lagi melihat potensi pemuda.
hampir tidak ada lagi pemuda yang dilibatkan dalam pengambilan keputusan
ditingkat nagari. Pemuda hanya dijadikan objek eksprimen penguasa dan siap
dijadikan kambing hitam atas ketidakberdayaan mengurus masyarakat. tidak ada
lagi fasilitas dinagari teruntuk pemuda. Dari hal ini dapat disimpulkan
bahawa pemerintahan nagari tidak lagi menghiraukan amanat leluhur minangkabau
“Nan Mudo Pambimbiang , Dunia Ancang-ancang dalam nagari” Ini adalah kesalahan
fatal pertama. Selain itu anggapan bahwa pemuda harus dibina, dan dianggap
negerasi pengacau harus segera dihilangkan. Penulis ingin menegaskan, pemuda
yang ada di nagari merupakan potensi yang sangat luar biasa jika diberi
kebebasan untuk ber-ekpresi dan tentunya harus difasilitasi.
Semenjak pemerintahan
kembali kenagari pemuda dikampung seolah-olah kebingungan apa yang mau
diperbuatnya. Desa-desa lama digabungkan kedalam satu nagari dan tentunya sistem
kepemudaan yang telah lama ada harus berubah. Dalam perubahan system ini
ternyata ada salah satu sub-system masyarakat yang terlupakan untuk diperbaruhi
dengan serius yaitu kepemudaan. Sehingga hal ini membuat koordinasi pemuda
dinagari menjadi tidak jelas. Hal ini menurut penulis merupakan pemicu
hilangnya aktivitas pemuda dalam konteks nagari diminangkabau.
Berdasarkan fenomena yang
tergambar dari kasus diatas. Terjawab sudah kenapa pemuda nagari minim kegiatan
karena memang sangat sedikit peluang yang diberikan pada generasi muda. Selain
itu banyak fakta yang menunjukkan bahwa keinginan pemuda untuk kembali
beraktivitas dinagari dalam rangka membangun nagari sangatlah tinggi, namun
kenyataannya mereka tidak mendapat keterbukaan ruang untuk bergerak.
[1] ancang dalam nagari
yang artinya, Pemuda harapan bangsa ditangan pemuda terletak maju mundurnya
bangsa dimasa depan.
[2] Karang Taruna adalah
Organisasi Sosial wadah pengembangan generasi muda yang tumbuh dan berkembang
atas dasar kesadaran dan tanggung jawab sosial dari, oleh dan untuk masyarakat
terutama generasi muda di wilayah desa/ kelurahan dan terutama bergerak di
bidang usaha kesejahteraan sosial
[3] Nagari berasal dari kata Memagari atau dipagari (Arsitektur
Minangkabau, Mangunwijaya, Y.B, 1988, Wasthu Citra, Gramedia, Jakarta)
Nagari
adalah wilayah atau sekumpulan kampung yang dipimpin atau dikepalai oleh satu
penghulu atau disebut juga dengan distrik. Pengertian distrik disini adalah
bagian kota atau negara yang dibagi untuk tujuan tertentu atau disebut juga
wilayah.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
karangan Poerdawarminta pengertian Nagari adalah wilayah atau sekumpulan
kampung yang dipimpin atau dikepalai oleh satu penghulu atau disebut juga
dengan distrik. Pengertian distrik disini adalah bagian kota atau negara yang
dibagi untuk tujuan tertentu atau disebut juga wilayah.
[4] tarian yg dibawakan
oleh sekelompok orang yg berkeliling membentuk lingkaran sambil bernyanyi dan
bertepuk tangan, merupakan medium cerita "kaba";
0 comments:
Post a Comment